Bagi Anda pengguna Android yang
tidak memiliki sensor sidik jari pada ponsel anda, mungkin penggunaan kata
sandi sebagai alat keamanan menjadi momok bagi anda.
Pemilihan empat hingga enam karakter
untuk kata sandi bisa menjadi beban tersendiri untuk anda. Jika terlalu mudah hal
itu akan berkemungkinan ponsel anda dibajak, terlalu sulit juga dapat
memperbesar kemungkinan untuk lupa password.
Alternatif lain pengamanan kemudian telah
diciptakan bagi pengguna gawai bersistem operasi Android. Fitur tersebut
disebut dengan pattern lock (kunci pola).
Dengan sistem kunci pola kata sandi
diganti dengan penggambaran pola melalui sembilan titik yang terbagi dalam tiga
tingkat. Pada layar yang terkunci, pengguna hanya perlu menggambar pola
sedemikian rupa yang sudah disimpan sebagai pengganti kata sandi.
Metode pengamanan ini lalu menjadi
sangat popular, kini 40 persen pengguna Android telah menggunakannya.
Namun kini keamanan pattern lock
kembali dipertanyakan.
Hasil studi terbaru telah
menunjukkan bahwa, jika tidak hati-hati, penggunaan pattern lock malah
akan menimbulkan celah berbahaya yang bisa ditembus peretas gawai.
Tim gabungan Penelitian dari
Lancaster University, University of Bath dari Inggris, dan Northwest
University, Tiongkok, telah menunjukkan peretas bisa membobol ponsel Android
pengguna hanya dengan menganalisis gerakan tangan dengan kamera tersembunyi.
Kamera tersebut telah terhubung
dengan perangkat lunak yang memiliki algoritma pengintaian khusus.
Dengan bekal pengintaian tersebut,
peretas tidak perlu melihat langsung layar ponsel untuk dapat membobolnya.
-Cara algoritma perangkat lunak
mendeteksi pola-
Untuk dapat memecahkan pola, yang
harus dilakukan ialah diam-diam merekam video dari pengguna saat membuka kunci
layar ponselnya.
Tidak perlu menggunakan kamera mahal
untuk dapat melakukan cara ini. Kamera ponsel biasa sudah cukup.
Penyerang bisa saja berpura-pura
bermain ponsel di dekat korban, lalu mereka mengaktifkan kamera dari ponsel
tersebut untuk melakukan perekaman dalam memproses analisis perangkat atas
gerakan jari korban.
Dalam waktu hitungan saja detik
algoritma perangkat lunak yang terpasang dapat menghasilkan sejumlah kecil pola
kandidat untuk mengakses perangkat Android tersebut.
Para Peneliti menyebutkan hacker dapat
membobol pattern lock pengguna hanya dengan menggunakan rekaman kamera
ponsel yang tersembunyi dengan jarak dua setengah meter dari target korban.
Bahkan jika pengguna menggunakan kamera DSLR, para peneliti mengklaim mampu
merekam gerakan pengguna dari jarak hampir 9 meter jauhnya.
Saat pengujian sedang berlangsung,
para peneliti menyerang 120 pola unik penguncian dari 215 pengguna. Alhasil, 95
persen pembobolan sukses dilakukan hanya dalam lima kali percobaan.
Hal ini dikarena setelah upaya
percobaan yang kelima, sistem keamanan pattern lock Android akan
otomatis terkunci selama beberapa detik.
Cara algoritma perangkat lunak
mendeteksi pola
Pertemuan ini juga otomatis menguak
fakta-fakta lain.
"Berbeda dengan persepsi banyak
orang mengenai pola, lebih kompleks dan memberikan perlindungan yang cukup baik,
serangan ini membuktikan pola yang lebih kompleks lebih mudah untuk dipecahkan,
sehingga mereka mungkin lebih aman dalam menggunakan pola yang sederhana, tentunya
lebih pendek," terang Guixin Ye,
Persentase terpecahkannya pola
kompleks mencapai angka 97,5 persen dalam usaha pertama, dibandingkan dengan 60
persen dari pola sederhana, dan juga 87 persen dari pola yang kompleks median.
Dengan ditemukannya pola keamanan
yang digunakan oleh korban, langkah selanjutnya ialah mengakses secara langsung
ponsel korban secara diam-diam dan tanpa disadari korban bahwa pola yang mereka
gunakan telah tertebak atau terpecahkan.
Ada beberapa langkah yang dapat Anda
tempuh untuk dapat terhindar dari cara pembobolan seperti ini. Hampir sama seperti
menutupi dengan jari pada bagian layar pada saat Anda menggambar pola. Anda
juga dapat menyesuaikan warna dan kecerahan layar ponsel sehingga pola tidak
mudah ditebak.
Atau, Anda akan kembali beralih kepada
metode otentikasi tradisional, yaitu kata sandi.